THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Sabtu, 03 Mei 2008

Ribuan Hama Tanaman Kakao di Kaltim Diserang hama Penggerek buah



Samarinda, Kompas - Ribuan hektar kebun kakao di Kalimantan Timur diserang hama penggerek buah. Akibatnya, produksi biji kakao di provinsi ini merosot drastis. Luas kebun kakao di dua kabupaten, yakni Berau dan Nunukan, saat ini mencapai 32.000 hektar.

Pemimpin Proyek Penanggulangan Hama Terpadu Dinas Perkebunan Kalimantan Timur (Kaltim) Helmi Amin di Samarinda, Rabu (5/5), menyatakan, hama penggerek buah itu menyerang hampir merata di seluruh kebun kakao yang ada di Kaltim.


Menurut dia, akibat serangan hama itu, hasil panen merosot hingga 85 persen. "Misalnya satu hektar dalam kondisi normal menghasilkan sekitar 600 kilogram, tetapi bila terkena hama itu, hasilnya paling banyak 15 persennya," ujar Helmi.

Kualitas rusak

Dijelaskan, selain membuat volume panen merosot, hama penggerek buah kakao juga membuat kualitas buah menjadi rusak. Akibatnya, harga biji kakao yang dihasilkan juga menjadi sangat rendah.

Helmi menambahkan, satu kilogram biji kakao kering yang tidak terserang hama itu di Kaltim mencapai sekitar Rp 10.000 per kilogram. "Tetapi, kalau kena hama itu, harganya jatuh, hingga paling laku Rp 4.000 per kilogram," ujarnya.

Biji kakao yang terkena hama penggerek buah itu, menurut Helmi, dibeli para pedagang asal Makassar, Sulawesi Selatan, sebagai campuran buah yang sehat. Ia menjelaskan, buah yang terkena hama itu jika hanya dilihat kulitnya saja tidak tampak terkena serangan. Akan tetapi, begitu dibuka, biji kakao itu lengket dan sebagian busuk hingga kualitas biji yang dihasilkan sangat buruk.

Untuk menanggulangi hama itu, kata Helmi, Pemerintah Provinsi Kaltim sedang mengupayakan "sarungisasi" pada buah kakao. Cara sederhana itu, dinilai cukup efektif untuk mencegah serangan hama penggerek buah kakao.

Dengan cara membungkus buah kakao yang berada di pohon dengan plastik, hama itu bisa dicegah menyerang buah. "Hasilnya sangat efektif karena 100 persen buah yang dibungkus terhindar dari serangan hama penggerek," ujarnya.



Thrips parvisipinus

hrips parvisipinus biasanya menyerang daun terutama daun muda dengan cara menghisap cairan daun. Serangga pra dewasa tidak bersayap dan tubuhnya berwarna kuning pucat, sedangkan serangga dewasa bersayap seperti jumbai (sisir bersisi dua) dan tubuhnya berwarna kuning sampai cokelat kehitaman. Telur Thrips berbentuk oval atau seperti ginjal, diletakkan didalam jaringan daun dengan nimfa berwarna putih dan sangat aktif.
Thrips dewasa

Gejala serangan : mula-mula daun yang terserang memperlihatkan gejala noda keperakan yang tidak beraturan, akibat adanya luka dari cara makan serangga tersebut. Setelah beberapa waktu, noda keperakan tersebut berubah menjadi cokelat tembaga. Daun-daun mengeriting keatas.

Pengendalian : Gunakan Curacron 500 EC dengan konsentrasi 2 ml/l air atau Pegasus 500 SC dengan konsentrasi 1.5 ml/l air atau Agrimec 18 EC dengan konsentrasi 0.5 ml/l air. Ketiga insektisida digunakan secara bergantian.
Gejala serangan Thrips pada daun cabai


Myzus persicae

Myzus persicae biasa dikenal dengan nama kutu daun persik atau kutu daun tembakau. Hama ini memiliki warna tubuh kuning kehijauan dan memiliki antena yang relatif panjang, kira-kira sepanjang tubuhnya. Lamanya daur hidup : 7-10 hari.

Gejala serangan : Secara langsung, kutu daun ini mengisap cairan tanaman. Akibatnya, daun yang terserang keriput, berwarna kekuningan, terpuntir dan pertumbuhan tanaman terhambat (kerdil), sehingga tanaman menjadi layu dan mati.
Kutu daun persik

Secara tidak langsung, kutu daun berperan sebagai penyebar (vektor) penyakit virus. Tanaman yang terserang penyakit virus akan menjadi kerdil, daun berukuran kecil dan pertumbuhannya terhambat.

Pengendalian : Gunakan Curacron 500 EC dengan konsentrasi 2 ml/l air atau Pegasus 500 SC dengan konsentrasi 1.5 ml/l air. Keduanya digunakan secara bergantian.

Heliothis spp

Telurnya berwarna putih kekuningan dan imago biasanya bertelur pada senja hari. Telur biasanya diletakkan secara tunggal dan akan berubah warna menjadi merah tua atau kecoklatan setelah � 24 jam, yang selanjutnya akan menetas dalam waktu kira-kira 3 hari. Ukuran larva stadia akhir berkisar antara 2-2.5 cm dengan warna bervariasi mulai dari hijau, cokelat kemerahan ataupun cokelat kehitaman. Larva merusak daun, bunga dan buah cabai.
Ulat Heliothis spp

Gejala serangan : Pada daun, daun berlubang-lubang tak beraturan. pada serangan yang berat daun akan habis dan tanaman menjadi gundul. Pada buah, buah cabai berlubang dan akhirnya akan membusuk bila terjadi infeksi sekunder. Pada bunga, bunga cabai berlubang dan pada akhirnya membusuk dan rontok.

Pengendalian : Semprotkan Proclaim 5 SG dengan konsentrasi 1.5-2 gr/10 l air.
Gejala serangan Heliothis spp pada daun Gejala serangan Heliothis spp pada buah

Spodoptera litura

Hama ini dikenal dengan nama ulat grayak. Ngengat betina mampu bertelur sebanyak 2000-3000 butir yang diletakkan dalam bentuk kelompok, tiap kelompok telur terdiri atas � 350 butir. Warna ulat bervariasi. Pada ruas tubuh yang keempat terdapat kalung hitam, biasanya terlihat pada instar 3. Pada sisi samping dan punggung terdapat garis kuning. Kepompong terdapat dalam daun dan lamanya daur hidup 22-23 hari.
Ulat Grayak

Gejala serangan : serangan ulat yang masih kecil mengakibatkan bagian daun yang tersisa tinggal epidermis bagian atas dan tulang daunnya saja. Ulat yang besar memakan tulang daun dan buah cabai. Serangan berat dapat mengakibatkan tanaman menjadi gundul.

Pengendalian : Gunakan Curacron 500 EC dengan konsentrasi 2 ml/l air atau Match 500 EC dengan konsentrasi 1 ml/l air. Ketiga insektisida digunakan secara bergantian.
Gejala serangan ulat Grayak pada daun


Tungau

Hama ini berukuran sangat kecil, panjang tubuhnya � 0.25 mm. Hama dewasa bertungkai delapan, sedangkan yang pra dewasa bertungkai enam. Tubuhnya berwarna hijau kekuningan transparan dan lama daur hidupnya 10-14 hari. Perkembangan tungau akan sangat cepat pada musim kemarau.
Tungau dewasa

Gejala serangan : Bagian bawah daun yang terserang menjadi seperti tembaga, tepi daun mengeriting, daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah. Pada serangan berat, tunas daun dan bunga gugur.

Pengendalian : Gunakan Curacron 500 EC dengan konsentrasi 2 ml/l air atau Pegasus 500 SC dengan konsentrasi 1.5 ml/l air atau Agrimec 18 EC dengan konsentrasi 0.5 ml/l air. Ketiga insektisida digunakan secara bergantian.
Gejala serangan tungau pada daun.

1 komentar:

iman® mengatakan...

THANKS YA..
INI PELAJARAN KU